Entri Populer

Jumat, 14 Juni 2013

Sekilas Perjalanan Kang Maman

 
ImageMuda, energik! Itulah kira-kira yang dapat digambarkan sosok kyai progresif yang berkediaman di Desa Cibolerang, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat. Sehingga, saking kemudaannya yang masih menonjol, sepintas tidak kelihatan tokoh yang satu ini adalah kyai. Namun, itulah KH. Maman Imanulhaq Al-Faqieh “kyai muda” yang biasa disapa Kang Maman.
 
Lahir di kota Sumedang 8 Desember 1972 dari keluarga religius, pasangan Drs. H.Abdurrochim dan Hj. Lalih Halimah.

Masa kecil yang dilaluinya di sebuah wilayah sejuk lereng Gunung Tampomas Cimalaka, Sumedang, dengan hamparan sawah, kicau burung, hembusan kabut pagi, wangi rerumputan serta keragaman budaya Sunda yang khas, telah menumbuhkan potensi dan bakat seninya.

Selama enam tahun menempa ilmu di Ma’had Baitul Arqom, Bandung Selatan, dengan kedisiplin belajar, berorganisasi serta keahlian berbahasa sehingga membentuk kepribadian yang progressif, toleran, serta mempunyai kualitas spiritual yang penuh.

Masa-masa “kegelisahan” ia jalani dengan lakon silaturahmi ke beberapa Ulama besar dan pesantren di Pulau Jawa, seperti Ua Khoer Afandi Manonjaya Tasikmalaya, Mama Bantargedang, Mbah Dullah Salam di Kajen Pati Jawa Tengah, Kyai Mudzakir Pekalongan dan Pesantren Tambak Beras Jombang Jawa Timur. Tempat-tempat karamah, pusat-pusat kebudayaan, serta terminal bus adalah tempat yang kerap ia kunjungi karena memberinya sebuah  hikmah (moral lesson)  “wajah kemanusiaan” serta “nilai ilahiyah” yang hakiki.

Semenjak mendirikan pesantren Al-Mizan tahun 1998, ia kerap dipanggil Aa atau Kang Maman oleh para santri dan jama'ah Dzikir & Muhasabahnya yang tersebar di wilayah III Cirebon, wilayah Priangan Timur, Sumedang, Brebes, dan Pekalongan. Sebuah panggilan yang mengisyaratkan sebuah kehangatan, egaliterian serta penolakan terhadap budaya feodalisme yang mewabah di kalangan pesantren.

Sekitar tahun 1998-1999, saat Reformasi bergulir, ia mulai aktif menjadi mubaligh. Bersama KH. Manarul Hidayat, Habib Idrus Jamalullail, dan para mubaligh lain, ia kerap mengisi acara pengajian di Majlis Ta’lim Hidayatullah Cirebon, Jawa Barat.

Metode ceramahnya yang renyah bermakna, humoris berbobot -yang menurutnya merupakan berkah dari Kyai-nya masa di Arqom, yakni KH Yusuf Salim Faqih. Ceramahnya yang juga diselingi syair sholawat yang ia karang serta dzikir muhasabah yang menyentuh di akhir pengajiannya, telah menyedot perhatian umat di berbagai tempat. Badan Dakwah Islam (BDI) Pertamina, PT Wika, BI adalah sebagian dari perusahaan yang sering mengundangnya.

Materi pengajiannya yang memperlihatkan pemihakan terhadap dhu’afa (the weak), dan mustadh’afin (the oppressed) kepedulian pada ranah budaya lokal, merangkul kaum pinggiran (marginal) serta mensponsori kreativitas anak-anak muda, telah menjadikannya sosok kiyai muda yang diterima semua kalangan. Karena, di samping aktif mengisi pengajian, ia pun rajin menghadiri diskusi-diskusi di P3M Jakarta, Halaqoh Budaya, workshop, kegiatan kesenian serta dialog lintas agama dan kepercayaan.

Tulisan-tulisan serta puisi religiusnya sering menghiasi koran dan majalah. Selama tahun 2003, dengan ALIF dan Olimpide Kebudayaan ia keliling dalam kegiatan Syukur Pesisir. Oktober 2003, menjadi pembicara dalam  Konggres Kebudayaan V di Bukittinggi Sumatra Barat. September-Oktober 2004 berkujung ke USA, sebagai peserta program Inter-religios Dialogue Ohio University. Dengan ghiroh memperjuangkan maqashid syari’at Islam, yakni menegakkan nilai dan prinsip keadilan sosial, kemaslahatan umat manusia, kerahmatan semesta, dan kearifan lokal, ia aktif di dalam kajian pemikiran Islam progressive di Fahmina Institute Cirebon, Akademi Entrepreneur Al-Biruni Ciwaringin Yayasan Pendidikan Seni Nusantara Jakarta dan TGI (The Grage Institute).

Sekarang, di tengah kesibukannya sebagai Ketua LD-NU serta Pengurus Jamiyyah Thaoriqoh Al-Mu’tabor An-Nahdiyyah, Bapak dari tiga anak; Fahma, Hablie, Ghaitsa, ini sedang berusaha mengembangkan Pesantren Al-Mizan, Program Out Bond (Pesantren Alam) serta mengembangkan pengajian Dzikir & Muhasabah, serta merintis Pesantren Budaya dengan Komunitas Gamelan Sholawat “Qi Buyut” sebagai maskotnya. [Disarikan dari DAURAH Kebudayaan –Kantata Research Indonesia]

18 komentar:

Unknown mengatakan...

saya miris mendengar ceramah anda di kick andy, yang menyatakan semua agama sama, apabila semua berbuat baik akan mendapat tempat yg baik di sisi Allah Swt.

terang2 nabi muhammad saja menangis karena paman nya nabi, Abu Thalib yg selalu membela islam, tetapi sampai akhir hayatnya beliau tidak mendapat hidayah. dan meninggal sebagai orang yang kafir.

tetapi karena syafaat nabi muhammad, abu thalib tidak di tempatkan bersama orang kafir lain nya di kerak neraka. tetapi di permukaan neraka. yang panas nya sampai mendidihkan otak.

Duniakudimanakah mengatakan...

Kyai liberal aja di banggain, semua agama bener di matanya semua orang masuk syurga asal berbuat baik tak oerduli agamanya itulah pendapat leberal.

Maverick mengatakan...

Anda lebih berbahaya dari orang kafir, kata-kata Anda bisa menyesatkan orang lain, bahkan mereka yang ingin taubat dan mengenal islam jadi terputus, terputus mendapat hidayah! mohon taubatlah dan kembali ke jalan yang benar. Islam Agama yang Haq. seluruh nabi dai adam hingga Muhammad menyeru kepada Islam menyembah tuhan yang satu. Hanya Allah satu-satunya tuhan yang patut disembah! kekeliruan besar jika semua agama sama!

mohon segera bertaubat

@***n mengatakan...

Pak kiai klo fahaman pak kiai Q.s Almaidah ayat 3.klo menurut pak kiai semua agama benar...

@***n mengatakan...

Pak kiai klo fahaman pak kiai Q.s Almaidah ayat 3.klo menurut pak kiai semua agama benar...

Unknown mengatakan...

Aqidah nya itu lo. Sesuatu bgt... Wes mantap lah pak yai ini. Moso semua agama sama dan ada tmpt di sisi Allah.. Anda pindah agama sja kalau bgtu.

Hanafi Al-Amir mengatakan...

Smg tetap istiqomah

Unknown mengatakan...

نعوذ بالله

Penuh dengan unsur politik, tak ubahnya agama dijadikan taruhan dalam panggung sandiwara

Unknown mengatakan...

Gua yg banyak dosa aja tau.. Islam itu agama yg paling mulia disisi allah..

Unknown mengatakan...

Kh paling ngaco yg pernah saya temui

Unknown mengatakan...

Semua agama Sama ???
Pernyataan yang menyedihkan !
GAWAT !!!!!!

Unknown mengatakan...

Smg pak Kyai tetap Istikomah,, Aamiin,,

Unknown mengatakan...

Semoga berhati-hati dalam bicara

d12n mengatakan...

Cinta dunia membuat buta akhirat, cermati QS:2-5sd10 ada ciri2 beliau...

Muhammad Sidik mengatakan...

Subhanallah ..... karena di undang metro tivu antum yang bergelar haji sampai beraninya menyampaikan ke khalayak bahwa semua agama itu sama, bagaimana seqndainya antum migrasi agama dari Islam ke Kristen, Hindu atau Budha atau agama yangblainnya???

Unknown mengatakan...

Ulama su',,,ualama duniawi.

Unknown mengatakan...

Jare semua agama Sama.
Ulama kenthir, ulama sesat

Unknown mengatakan...

Komentator banyak yang sinis. Itu karena komentator masih minim ilmu agamanya. Mohon dimaklumi sodara

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review